Rabu, 03 Juni 2015

Review Film Inside Job

Dalam film ini bercerita tentang krisis subprime mortgage tahun 2008, dibagi menjadi 5 bagian yang mendetailkan bagian-bagian saat krisis tersebut. Diawali dari dampak krisis ekonomi yang sangat serius sedang dialami oleh Islandia tanpa terduga berkonsekuensi dari pengliberalisasi ekonomi saat itu. Dampak krisis ekonomi pun tak luput mempengaruhi prifatisasi swasta pada mayoritas bank-bank ternama saat itu dan dalam pemulihan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat tanggungan tersebut menjadi kewajiban negara untuk memperbaiki. Namun Islandia dalam keadaan yang sepert itu tidak mendapatkan perhatian dari pemerintahannya, cenderung tidak mau bertanggung jawab atas hal tersebut yang akhirnya menyebabkan beban warga bertambah. Prediksi bahwa sistem perekonomian Amerika Serikat akan sukses dalam pembebasan pergerakan pasar tidak berhasil dengan baik, lambat laun sistem tersebut akhirnya menemui hambatan yang terletak pada surat hutang kredit perumahan yang kualitasnya rendah. Selain hal itu, Amerika serikat memiliki resiko yang terjadi pada pembaharuan sektor finansial, dapat dikatakan munculnya pembaharuan ini dilandasi oleh depresi yang terjadi pada sekitar tahun 1920.
Digambarkan melalui peran seorang Alan Greenspan yang berperan sebagai ketua FRB (Federal Reserve Board) 1987-2006 bahwa etika pemerintahan Amerika Serikat mereformasi sistem perekonomiannya yang tradisional, dapat dilihat perubahan sistem ekonominya pada tingkatan internasional, regional, dan lokal. Perannya sebagai ketua menggambarkan bahwa dia merupakan seorang yang menduduki jabatan penting dilihat dari kebijakan serta keberhasilannya mengarahkan Amerika Serikat saat terjadi inflasi dan stagnasi pada sekitar tahun 1980 juga pendinamisasian pasar modal. Pada kesempatannya menjadi pembuat kebijakan karena peran pentingnya, ia mencetus kebijakan pemompa kredit sektor perumahan moneter longgar (easy money) yang mengakibatkan pesatnya perkembangan pasar Amerika Serikat. Kebiasaan berhutang dari sektor household yang bersuku bunga rendah (kebijakannya dibuat pada masa Greenspan) mengakibatkan sektor finansial domestik yang memiliki hutang dalam pendapatan nasional pada tahun 2006  melambung  menjadi 140an%. Kebijakannya yang lain adalah perbankan bayangan yang mengembangkan variasi produk derivatif dan tahun 1999 pembatalan UU sejak 1933 mengenai pemisahan bank komersial dan bank investasi sebagai peringatan perkembangan sistem perbankan bayangan menyebabkan himpunan pasar uang di bank tersendat dalam pengalirannya pada sektor rill dan tercampur dengan investasi produk derivatif yang berkoneksi pada sektor riil dan finansilnya. Dampak penyembunyian resiko akbiat risk-sharing management ini membuat beberapa institusi keuangan besar seperti Merril Lynch, Morgan Stanley dan Lehman Brothers yang menjadi pusat perekonomian global mengkhawatirkan kebangkrutan. Pada akhirnya, campur tangan pemerintahlah yang paling diharapkan pada permasalahn ini. Untuk melanjutkan perekonomian yang sempet terhenti akibat krisis tersebut, dana sekitar 700 milyar dolar AS dialirkan untuk memberikan bail out. Endingnya, dengan pelantikan Barrack Obama sebagai presiden Amerika Serikat tahun 2009 diharapkan penyesuaian regulasi dan kebijakan ekonomi pemerintahan disana dapat kembali normal tanpa hambatan yang berarti oleh krisis perekonomian disana.